Magang dan Travelling (Part 1)
Diberi kesempatan untuk magang ke
luar negeri (24-18 September 2015) lalu adalah momen berharga yang sangat
memperkaya pengalaman. Begitulah caranya melihat dunia luar bak menyapu
pengetahuan dengan audio visual yang belum terjamah sebelumnya. Saya sangat beruntung
diberi kesempatan untuk menjajal dunia travelling, meski noob dan masih harus banyak persiapan. Kesempatan Traveling
Thailand-Penang ini diperoleh sebagai BONUS dari menjalankan kewajiban Praktek
Kerja Lapangan(Internship) di
Kedutaan Besar Republik Indonesia(KBRI) Bangkok.
Menjalani masa magang sebulan di KBRI
Bangkok cukup memutar-balikkan pola pikir saya tentang lembaga pemerintahan.
Instansi ini menghujani saya banyak pelajaran hidup dan pengalaman berharga, begitu
pula dengan orang-orang yang berada di dalamnya. Setiap orang adalah sebuah
buku yang memberikan pembelajaran berbeda, terimakasih Pak Yunardi, Pak Subandrio,
Pak Lutfi Rauf, Pak Ghoffar, Bu Mei, Bu Dewi, Bu Shanti, dan pegawai Home Staff lainnya yang sudah sangat
memberikan banyak inspirasi bagi saya. Terimakasih juga untuk pengayoman yang
buat semakin berat meninggalkan Thailand untuk Kak Jess(mamak kami), Kak Nataria(bunda kami), Kak Sufia, Pak Sulaiman, Pak
Manto, Miss Sarah, Mas Hilmi, Khun Supit,
Khun Meg, Khun Bon, dan para local staff
lainya, Khobkhun-tishuei-naakha(thanks for helping us).
Sebelumnya, enam orang Cece goes to Bangkok(sebutan buat tim
PKL ini) adalah totally freaking noob untuk
Thailand. Ialah Monica, Rika, Delila,
There, Jane, dan Saya, kami tidak memiliki cukup banyak modal yang meyakinkan
untuk bisa survive di negeri kerajaan
itu, kecuali NEKAD. Portal informasi melabuhkan kami pada seorang kak Jess yang
teramat keren. Beliau sangat membantu kami menemukan tempat tinggal, sering ajak
nongki di tempat anak gaul Bangkok untuk minum teh tarik (Chayen). Saat pertama
kali bertemu, Ia dan rambut pendeknya sudah berani menampar kepolosan kami yang
tidak tahu menahu. Ia mengaku warga indonesia asal bogor. Dengan bahasa
indonesia yang cacat, ditambah lagi dengan jarangnya penduduk Bangkok yang bisa
melafalkan bahasa Indonesia, kami terpaksa meyakini bahwa Ia adalah orang
indonesia. “Ya.. sahya olang Indo, dari Bogolr” ungkapnya tertawa dan
terengah-engah kelelahan disela-sela menjemput konsumsi pada acara Resepsi
Diplomatik KBRI Bangkok 24 Agustus 2015 lalu. Usut punya usut beberapa hari
berselang, kami baru menyadari bahwa Kak Jes adalah karyawan Tata Usaha yang
baru bekerja di KBRI sejak 2 tahun yang lalu, dan ia seorang native Thai. Keramahannya menyambut
kami, kebaikannya membantu kami, kelucuannya melafalkan bahasa, dan kecintaanya
kepada indonesia menginspirasi saya untuk lebih sadar diri. Minggu pertama, Kak
Jess mengajak kami ngobrol bersama minum teh tarik ditempat ramai di depan Soi
7 Petchburi Rd. bersama Sena, Mahasiswa UB yang sedang magang juga. Malam itu
cukup membuat kami terheran-heran, pertama, kami menemui WNI yang datang
bersama Sena, Haris(27), yang sudah tinggal lama di Bangkok. Ia lihai bernyanyi
India, jika ia tidak memberitahu berapa usianya, kami tidak akan tahu dia sudah
berumur 27, ia terlihat lebih muda dan lebih gemulai. Di sela-sela kesempatan
ngobrol, Kak Jess meminta kami para undangannya untuk menembangkan Lagu
Indonesia Raya dan beberapa lagu nasional lainnya. Paduan suara mini masuk
kerekaman video Kak Jess, begitu pula dengan perhatian penjual dan pengunjung
tempat nongkrong itu. Hingga akhirnya mengundang seorang lelaki bertubuh tidak
tinggi dengan perawakan seperti India. Ternyata Ia salah satu fans lagu
berbahasa Indonesia. Yang cukup membuat terheran adalah mas-mas ini ternyata
hafal lagu “Darah Berjuang” yang diajarkan pada kami semasa PMB(Ospek) di
kampus dulu. “Kita ketemu aktivis wee...jangan-jangan abang ini yang ospek kita
dulu” ujar kami. Selain sangat fasih menyanyikan lagu ini, ternyata Ia juga
penggemar salah satu Band Indie yang tidak pernah sekalipun kami dengar atau
muncul di permukaan, “Superriot” nama Band itu, entahlah. Ia bahkan memutar
playlist di ponselnya dekat dengan telinga kami untuk memastikan kami mengenali
band itu, masih saja tidak ada yang tahu, situasi semakin awkward, aneh, dan lucu. Saya bahkan masih terpingkal-pingkal jika
mengingat tingkah “Mas-mas aktivis yang kami temui di sudut kota Bangkok ini”
Kak Nat adalah resepsionis KBRI
Bangkok. Kak Nat adalah Bunda yang super pengertian, guider kantor paling kaya
informasi sejagat KBRI. Menetap di
Bangkok sejak kecil cukup menghancurkan tata bahasa Indonesia yang dimilikinya.
Kemampuan menangkap poin pembicaraan yang kamu punya akan tertantang saat menyimak
kak Nat yang bermarga Pasaribu ini. Salut buat Kak Nat yang masih fasih
melafalkan bahasa walaupun terlihat keren sebagai native Thai Speaker.
Setiap ingin magang ke KBRI,
mahasiswa akan diarahkan pada Pak Yunardi Yusuf, Kepala Atase Pendidikan dan
Kebudayaan periode ini. Bapak yang super baik ini sangat mengayomi kami selama
menjalani masa magang di Thailand. Kemurahan hatinya mengajak kami mengeksplor
Pattaya, kota wisata di luar Bangkok, menghaturkan beribu terima kasih kami
pada beliau. Tidak hanya itu, kesempatan menghadiri pertemuan-pertemuan dengan
pihak luar KBRI juga diberikan kepada kami. Poin ini amat sangat membantu kami
memperkaya wawasan, kunjungan ke luar kantor melihat situasi hubungan KBRI
dengan pihak luar. Keuletan pak Yunardi membimbing kunjungan akademis warga
Indonesia di Bangkok menyadarkan saya akan pentingnya perbandingan pendidikan
dengan negara lain. Membangun bangsa tak hanya dilakukan dari dalam. Tetapi
juga dengan menuntut ilmu dan belajar dari negara lain. Pak Yunardi
mengutamakan hak-hak edukatif yang harus kami raup dari magang ini. Pak Yunardi
juga aktif di Sosial Media, rasanya di-add
friend facebook sama kepala atase dikbud KBRI itu “Something”, begitulah kami merasa sangat dihargai dan dianggap
setara oleh beliau. Terima kasih sebanyak-banyaknya buat Ayah kami di Bangkok
ini.
KBRI memiliki banyak atase dan
fungsi, bahkan disebut-sebut sebagai KBRI dengan atase dan fungsi terbanyak di
seluruh dunia karena kinerja yang memuaskan hubungan bilateral negara.
Mahasiswa magang dibebaskan memillih atase apa saja dan seberapa lama mereka
akan belajar di atase-atase tersebut. Setiap atase memiliki tugas dan fungsi
berbeda satu sama lain sesuai dengan bidangnya. Kami memilih untuk menjalani
proses magang di 3 atase dan fungsi, yakni Atase Pendidikan dan Kebudayaan,
Fungsi Penerangan Sosial dan Budaya, dan Fungsi Protokol dan Konsuler. Tentunya
atase-atase ini memiliki pembimbing yang berbeda-berbeda sesuai dengan
bidangnya. Atdikbud dibimbing oleh Pak Yunardi, Pensosbud dibimbing oleh Pak
Ghaffar dan Pak Subandrio, dan Protkons dibimbing oleh Mba Dewi dan Bu Shanti.
Di Atase Pendidikan dan Kebudayaan,
kita akan dihadapkan dengan permasalahan pendidikan negara, baik di indonesia
maupun Thailand. Melayani student
exchange, menerima kunjungan pendidikan, studi banding, pertemuan
pendidikan, dan ekshibisi budaya adalah segelintir gambaran aktifitas yang ada
di atase ini. saat magang di kantor atase ini. kita akan bertemu dengan Pak
Manto, Khun Supit, dan Khun Meg. Ketiga lokal staf ini sangat ramah membantu
anak magang menjalani proses pembelajarannya. Pak Manto adalah staff WNI yang
sudah menetap di Bangkok selama lebih kurang 20 tahun, tentu beliau mampu
berbahasa Thai. Sosok beliau yang pendiam awalnya akan membuatmu tidak percaya
ia mampu meliukkan tari tradisional jawa yang menunjukkan begitu besar rasa
nasionalisme dan kecintaan beliau pada Indonesia. Pada ajang-ajang pameran kebudayaan
di Thailand, Pak Manto didaulat membawakan tarian tradisional budaya Indonesia.
Satu quote yang terus saya ingat dari
Pak Manto “Indonesia itu kaya,
orang-orangnya aja yang sakit dan buat tetap miskin”. Indonesia bangga
punya Pak Manto. Kun Meg adalah pegawai muda berkebangsaan Thailand. Di
seantero Kota Bangkok yang pernah saya “kupingi” Kun Meg punya aksen
english-American paling perfect. Mungkin barangkali karena ia pernah mengenyam
pendidikan di luar negeri. Senyum Kun Meg itu loh guys, lucu. Dan yang terakhir itu adalah Kun Supit. Usianya
yang tidak lagi muda dengan aksen Thai yang masih sangat kuat bukan jadi
halangan buat dia nggak mau bercanda sama kita-kita mahasiswa magang. Bukan old-jokes, bukan formalitas, bukan rasa
hormat yang diinginkannya, melainkan keakraban dan kecairan suasana pas lagi
ngomong sama beliau. Kun Supit adalah nenek tergaul yang pernah saya temui
sejauh ini.
Selfie bersama Khun Supit dan Pak Manto |
Fungsi Protokol dan Konsuler
(Protkons) adalah fungsi yang paling melodrama di seluruh KBRI. Pasalnya
seluruh aduan WNI dari yang paling serius sampai ke paling nyeleneh tertujunya
ke fungsi ini. Bu Shanti(Ketua), Mba Dewi(Sekretaris), Mas Hilmi, Pak Witoon,
dan Pak Siri adalah penghuni kantor Protkons yang kami kenal. Pekerjaan mereka
memang yang paling sibuk, diperparah lagi dengan kekurangan staff untuk
membantu keteraturan administrasi atau menerima telpon aduan yang harus available sepanjang office hours. Fungsi ini memiliki dua tugas utama, yakni
keprotokolan dan kekonsuleran. Keprotokolan di sini dimaksudkan dengan
mengantar, menjemput,dan melayani kunjungan tamu-tamu negara Indonesia.
Sedangkan kekonsuleran dilakukan untuk mengayomi keperluan dan keluhan WNI yang
ada di Thailand, seperti visa, paspor, kendala TKI, kematian WNI, dan masalah
imigrasi WNI lainnya selama itu menembus batas masuk ke negara Thailand. Melodrama
yang saya maksudkan tadi dapat ditemui dari kasus-kasus WNI yang ditangani
Protkons, misalnya kasus yang sempat saya dan Delila saksikan, tentang seorang
WNI perempuan dan tunangan bulenya sedang berlibur ke Pattaya, mereka
bertengkar dan si pria melukai fisik perempuan ini. Karena sudah tidak tahan
dengan kekerasan itu, mba tersebut tersedu-sedu melapor ke KBRI untuk
berkonsultasi atas masalah ini, Bu Shanti menyarankan agar mba tersebut langsung
pulang ke Indonesia meninggalkan tunangannya, dengan begitulah kisah cinta
mereka berakhir Negeri Gajah. Protkons terkadang dihadapkan dengan masalah yang
cukup serius. Misalnya saat Pengeboman Kuil Erawan beberapa tempo lalu,
Protkons mendaulati sumber informasi yang sahih atas jumlah korban WNI yang
tewas atau terluka. Begitu pula dengan memperhatikan perkembangan korban yang
masih di rumah sakit atau mengantarkan jenazah pulang ke Indonesia.
Fungsi Penerangan dan Sosial
Budaya(Pensosbud) adalah kantor magang yang paling diminati mahasiswa magang,
minimal buat kami yang bukan jurusan hubungan internasional. Tugasnya lebih
cenderung menyerupai tugas-tugas kehumasan misalnya seperti berhubungan dengan
media massa. Di Pensosbud kita akan bertemu dengan Bapak Subandrio (Ketua), Pak
Ghaffar(Sekretaris), dan para staff-staff thai cantik Kak Sufia dan Miss Sara.
Kak Sufia bisa berbahasa Indonesia karena dulu pernah menetap di Malaysia. Miss
Sara adalah Pakistani yang lahir di Thailand dan memiliki aksen English British
otodidak yang mengecohkan jika kita tidak tahu latarbelakangnya. Mereka adalah
teman ngobrol yang asik, apalagi jika berbincang mengenai kebudayaan Thailand.
Masih banyak atase dan fungsi lain
yang ada di KBRI Bangkok, walaupun tidak semuanya dapat memberikan akses untuk
seluruh mahasiswa magang, instansi ini patut dijadikan pertimbangan untuk kenal
lebih dalam mekanisme kerja hubungan diplomatik Indonesia dengan negara
sahabat, apalagi buat kamu yang tertarik dengan dunia diplomatik, semua rasa
penasaran kamu bisa terjawab di sini.
Dubes paling kekinian, Pak Lutfi, yang pegang selfie stick |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Boleh Kenalan?
Arsip Blog
Diberdayakan oleh Blogger.
5 komentar:
Halo kak..perkenalkan nama saya kiky. Saya sdh membaca tulisan kakak dan sangat menarik minat. Kebetulan saya berencana untuk mendaftar magang di KBRI kak, tapi belum tahu prosedur yang harus ditempuh. Apa kakak bisa membagikannya?hehehe.. terimakasih
Halo,Salam kenal. Saya Mei. Dulu km dftar mgang disana se-tim dri kmpus atau individu? Dn mslah tmpat tinggal slama mgang km cari sndiri ato ada kakak kenalan disana ? Bagi2 infonya ya.
Thanks atas balasannya. Please reply asap. :) sukses!
halo salam kenal. kalo boleh tau waktu magang di kbri bangkok tinggalnya dimana dan biaya total utk sebulan berapa ya. karna saya juga berencana magang disana bulan januari depan. terimakasih
kakak kuliahnya ngambil jurusan apa?
Posting Komentar